Sekolah Ramah Anak: Standar Global dan Praktik Terbaik di Indonesia
Konsep Sekolah Ramah Anak (SRA) semakin menjadi perhatian global sebagai salah satu pendekatan pendidikan yang memastikan lingkungan belajar aman, nyaman, dan mendukung perkembangan anak secara menyeluruh. Sekolah Ramah Anak tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada kesehatan fisik, mental, dan emosional siswa. Di Indonesia, gerakan ini didukung oleh berbagai kebijakan nasional dan kerja sama dengan organisasi internasional seperti UNICEF.
Menurut laporan UNICEF Indonesia, Sekolah Ramah Anak adalah bagian dari program perlindungan anak yang bertujuan untuk menciptakan ruang yang mendukung hak-hak anak di sekolah. Sekolah-sekolah ini menerapkan kebijakan yang melarang kekerasan fisik dan verbal, menyediakan fasilitas ramah anak, serta mempromosikan partisipasi aktif siswa dalam pengambilan keputusan. Data yang dirilis pada Juni 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 50% sekolah di Indonesia telah mulai menerapkan elemen-elemen Sekolah Ramah Anak, meskipun masih terdapat tantangan dalam implementasi yang konsisten di seluruh daerah .
Organisasi Plan International juga memberikan dukungan terhadap inisiatif ini dengan mempromosikan pendidikan inklusif dan ramah anak di berbagai sekolah Indonesia. Dalam laporan online mereka pada Agustus 2023, organisasi ini mencatat bahwa pendidikan yang inklusif membantu memastikan setiap anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan. Plan International juga menggarisbawahi pentingnya pelatihan khusus bagi guru untuk menangani siswa dengan beragam kebutuhan .
Lebih lanjut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada Juli 2023 melaporkan bahwa program Sekolah Ramah Anak telah menjadi prioritas nasional, terutama setelah pandemi COVID-19 meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental siswa. Dalam situs resminya, KPPA menyatakan bahwa Sekolah Ramah Anak harus memastikan adanya ruang terbuka untuk bermain, kebijakan anti-perundungan, serta pelibatan orang tua dalam pendidikan anak .
Selain itu, Kemendikbud juga mendorong sekolah-sekolah untuk memprioritaskan pendekatan ramah anak melalui Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015, yang mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan. Hal ini menjadi salah satu dasar hukum yang mendorong sekolah-sekolah di Indonesia untuk menerapkan kebijakan anti-kekerasan, salah satu ciri utama dari Sekolah Ramah Anak .
Keberhasilan sekolah-sekolah di Indonesia dalam menerapkan prinsip Sekolah Ramah Anak dapat dilihat dari contoh-contoh seperti di SD Negeri 05 Bekasi, yang baru-baru ini mendapat penghargaan dari pemerintah setempat sebagai Sekolah Ramah Anak tingkat kota. Berdasarkan laporan dari Koran Pendidikan pada September 2023, sekolah ini berhasil menerapkan zona anti-kekerasan, meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, serta menjalin kerja sama yang erat dengan orang tua dan komunitas sekitar .
Dengan semakin banyaknya sekolah yang mulai menerapkan prinsip Sekolah Ramah Anak, harapan akan terciptanya lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan holistik anak semakin dekat. Meski begitu, masih dibutuhkan komitmen dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia dapat belajar dalam lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan mereka.